Daftar Singkatan dan Akronim Logistik dan Rantai Pasokan yang Umum

Industri logistik dan rantai pasokan dipenuhi dengan singkatan dan akronim yang mewakili proses, konsep, dan alat penting. Bagi mereka yang bekerja atau memasuki bidang ini, memahami istilah-istilah ini dapat memfasilitasi komunikasi yang lebih jelas dan meningkatkan efisiensi alur kerja. Panduan ini memberikan gambaran praktis tentang singkatan logistik dan rantai pasokan yang sering digunakan, sehingga memudahkan Anda untuk menavigasi bahasa logistik.
I. Pencari Akronim Logistik dan Rantai Pasokan
Gunakan alat bantu ini untuk menemukan definisi singkatan-singkatan penting yang terkait dengan logistik dan manajemen rantai pasokan dengan cepat. Meskipun alat bantu ini memberikan penjelasan ringkas, silakan merujuk ke bagian terperinci di bawah ini untuk informasi lebih mendalam tentang setiap istilah.
Catatan: Mungkin ada penundaan selama beberapa detik saat menghasilkan hasil pencarian untuk pertama kalinya. Penundaan ini akan hilang pada pencarian berikutnya.
II. Istilah-istilah Dasar Logistik dan Rantai Pasokan
1.1 Istilah Umum Logistik dan Rantai Pasokan
3PL (Logistik Pihak Ketiga)
- Penjelasan: 3PL mengacu pada penyedia logistik yang mengelola aspek-aspek spesifik dari rantai pasokan produsen, seperti transportasi, pergudangan, dan pemenuhan pesanan. Dalam model ini, produsen mengalihdayakan fungsi logistik ke perusahaan khusus sambil mempertahankan tanggung jawab keseluruhan untuk rantai pasokan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan keahlian dan sumber daya dari penyedia 3PL, meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional.
- Contoh: Sebuah perusahaan barang konsumsi bermitra dengan penyedia 3PL untuk menangani logistik distribusinya, sehingga produsen dapat fokus pada produksi dan pengembangan produk sementara 3PL mengelola penyimpanan inventaris, pemrosesan pesanan, dan pengiriman.
4PL (Logistik Pihak Keempat)
- Penjelasan: 4PL, sering disebut sebagai Penyedia Logistik Terkemuka (LPL), memainkan peran integratif dalam rantai pasokan dengan mengelola berbagai fungsi logistik penting seperti pergudangan, pengemasan, dan pengiriman produk. Tidak seperti 3PL, yang berfokus pada aktivitas logistik tertentu, penyedia 4PL mengawasi seluruh proses rantai pasokan, mengoordinasikan beberapa 3PL untuk memastikan operasi yang lancar dan meningkatkan efisiensi.
- Contoh: Sebuah produsen elektronik global mempekerjakan penyedia 4PL untuk merampingkan seluruh rantai pasokannya, yang memungkinkan 4PL untuk mengoordinasikan berbagai layanan logistik dari 3PL yang berbeda, yang pada akhirnya meningkatkan waktu pengiriman dan mengurangi biaya.
SCM (Manajemen Rantai Pasokan)
- Penjelasan: SCM melibatkan manajemen komprehensif dari semua kegiatan logistik, mulai dari mencari bahan baku hingga pengiriman produk akhir. SCM menekankan efisiensi biaya dan optimalisasi sumber daya di seluruh rantai pasokan.
- Contoh: Sebuah perusahaan manufaktur menerapkan praktik SCM untuk merampingkan proses pengadaan dan distribusinya, mengurangi biaya dan meningkatkan waktu pengiriman.
TMS (Sistem Manajemen Transportasi)
- Penjelasan: Perangkat lunak TMS membantu organisasi mengoordinasikan dan mengoptimalkan logistik transportasi, termasuk perencanaan rute, optimalisasi muatan, dan pemilihan operator. Perangkat lunak ini memungkinkan perusahaan mengelola biaya pengiriman secara efektif dan meningkatkan efisiensi pengiriman.
- Contoh: Sebuah perusahaan ritel menggunakan TMS untuk menganalisis rute pengiriman dan mengkonsolidasikan pengiriman, sehingga menghasilkan pengurangan biaya transportasi sebesar 15%.
1.2 Konsep Utama dalam Manajemen Persediaan
ABC (Penetapan Biaya Berbasis Aktivitas)
- Penjelasan: ABC adalah metode alokasi biaya yang melibatkan pembebanan biaya tidak langsung ke aktivitas tertentu yang terkait dengan produk atau layanan. Dengan menganalisis biaya unit kerja atau tugas yang ditujukan untuk tujuan tertentu, metode ini memberikan wawasan biaya yang terperinci di tingkat produk atau pelanggan, sehingga memungkinkan penetapan harga dan alokasi sumber daya yang lebih akurat.
- Contoh: Sebuah perusahaan manufaktur menggunakan ABC untuk menentukan biaya sebenarnya dalam memproduksi setiap produk, yang memungkinkan perusahaan tersebut untuk mengidentifikasi item-item yang tidak menguntungkan dan menyesuaikan strategi penetapan harga yang sesuai.
ABM (Manajemen Berbasis Aktivitas)
- Penjelasan: ABM dibangun berdasarkan Activity-Based Costing (ABC) dengan mengawasi aktivitas yang berkontribusi terhadap biaya yang diidentifikasi melalui ABC. Meskipun ABC memberikan wawasan tentang biaya dan aktivitas, ABM berfokus untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut dikelola secara efektif untuk mencapai hasil yang optimal bagi para pelanggan dan pemangku kepentingan.
- Contoh: Sebuah organisasi jasa mengimplementasikan ABM untuk mengevaluasi proses operasionalnya, sehingga dapat merampingkan aktivitas yang memberikan nilai tambah dan mengurangi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan pelanggan.
EOQ (Kuantitas Pesanan Ekonomi)
- Penjelasan: EOQ adalah formula yang digunakan untuk menentukan jumlah pesanan optimal yang meminimalkan total biaya persediaan, yang meliputi biaya pemesanan dan penyimpanan. Dengan menghitung EOQ, bisnis dapat menemukan keseimbangan antara biaya-biaya ini untuk mempertahankan tingkat persediaan yang efisien.
- Contoh: Sebuah perusahaan manufaktur menghitung EOQ untuk menentukan jumlah bahan baku yang paling hemat biaya untuk dipesan, sehingga mengurangi biaya persediaan secara keseluruhan sebesar 10%.
FEFO (First Expired, First Out)
- Penjelasan: FEFO adalah metode manajemen inventaris yang memprioritaskan penggunaan barang yang mudah rusak berdasarkan tanggal kedaluwarsanya, memastikan bahwa stok tertua digunakan terlebih dahulu untuk meminimalkan pemborosan dan pembusukan.
- Contoh: Sebuah toko kelontong menerapkan FEFO untuk produk susunya, merotasi stok sehingga barang-barang yang mendekati tanggal kedaluwarsa dijual terlebih dahulu, sehingga mengurangi risiko kehilangan produk.
FIFO (Masuk Pertama, Keluar Pertama)
- Penjelasan: FIFO adalah metode manajemen inventaris di mana stok tertua dijual atau digunakan terlebih dahulu. Pendekatan ini meminimalkan risiko keusangan dan memastikan bahwa inventaris tetap segar, terutama untuk barang-barang yang tidak mudah rusak.
- Contoh: Sebuah perusahaan farmasi menggunakan FIFO untuk mengelola obat-obatannya, memastikan bahwa produk yang diproduksi pertama kali dibagikan kepada pelanggan terlebih dahulu, sehingga mengurangi kemungkinan produk kadaluarsa dijual.
NIFO (Masuk Berikutnya, Keluar Pertama)
- Penjelasan: NIFO adalah metode penilaian inventaris di mana biaya barang ditentukan berdasarkan nilai penggantiannya, bukan biaya historis. Metode ini sangat berguna bagi perusahaan yang ingin menentukan harga barang sebelum inflasi berdampak pada biaya.
- Contoh: Sebuah perusahaan manufaktur menerapkan NIFO untuk menilai biaya inventaris, memastikan mereka dapat menyesuaikan strategi penetapan harga untuk mengantisipasi kenaikan biaya material.
JIT (Tepat Waktu)
- Penjelasan: JIT adalah strategi persediaan yang menyelaraskan produksi dan pemenuhan pesanan dengan permintaan pelanggan. Dengan memesan bahan hanya sesuai kebutuhan, perusahaan dapat mengurangi biaya penyimpanan persediaan dan meminimalkan pemborosan.
- Contoh: Produsen otomotif menggunakan JIT untuk menerima suku cadang tepat sebelum suku cadang tersebut dibutuhkan di jalur perakitan, sehingga mengurangi biaya penyimpanan dan meningkatkan efisiensi.
III. Terminologi Transportasi dan Pengiriman
2.1 Ketentuan Dokumentasi dan Pengiriman
AWB (Air Waybill)
- Penjelasan: AWB adalah dokumen pengiriman penting yang dikeluarkan oleh pengangkut, yang memberikan bukti bahwa kargo yang dituju telah diterima. Dokumen ini juga berfungsi sebagai tanda terima untuk pengirim, yang mengonfirmasi transaksi.
- Contoh: Perusahaan kargo udara menerbitkan AWB ketika pengiriman diambil, memastikan semua pihak memiliki catatan transfer kargo.
BOL (Bill of Lading)
- Penjelasan: BOL adalah dokumen hukum yang dikeluarkan oleh pengangkut untuk menyatakan penerimaan barang untuk pengiriman. BOL berfungsi sebagai kontrak antara pengirim dan pengangkut dan mencakup rincian seperti jenis, jumlah, dan tujuan barang.
- Contoh: Perusahaan pengangkutan memberikan BOL kepada produsen setelah mengambil kiriman mereka, memastikan kedua belah pihak memiliki catatan barang yang diangkut.
ETA (Perkiraan Waktu Kedatangan)
- Penjelasan: ETA adalah waktu yang diantisipasi ketika pengiriman diharapkan tiba di tempat tujuan. Hal ini sangat penting untuk perencanaan dan koordinasi logistik, membantu semua pemangku kepentingan mengelola jadwal dan ekspektasi.
- Contoh: Manajer logistik mengomunikasikan ETA pengiriman ke toko ritel, sehingga mereka dapat mempersiapkan penerimaan inventaris dan meminimalkan gangguan.
ETD (Perkiraan Waktu Keberangkatan)
- Penjelasan: ETD mengacu pada waktu yang diproyeksikan ketika pengiriman diperkirakan akan meninggalkan tempat asalnya. Hal ini penting untuk merencanakan dan mengoordinasikan operasi logistik, sehingga memungkinkan para pemangku kepentingan untuk menyelaraskan jadwal mereka.
- Contoh: Perusahaan ekspedisi memberi tahu klien tentang ETD untuk pengiriman, sehingga mereka dapat menyiapkan dokumentasi dan mengoordinasikan transportasi di tempat tujuan.
POD (Bukti Pengiriman)
- Penjelasan: POD adalah dokumen yang ditandatangani oleh penerima setelah menerima barang, yang mengonfirmasi bahwa pengiriman telah selesai dengan sukses. Dokumen ini berfungsi sebagai bukti pengiriman dan sangat penting untuk menyelesaikan perselisihan terkait pengiriman.
- Contoh: Perusahaan kurir memberikan POD kepada pengirim setelah paket dikirim, memastikan bahwa kedua belah pihak memiliki konfirmasi transaksi.
2.2 Singkatan Khusus Pengangkutan dan Peti Kemas
FCL (Muatan Kontainer Penuh)
- Penjelasan: FCL mengacu pada istilah pengiriman di mana satu pengiriman menempati seluruh kontainer, yang berarti kargo dimiliki oleh satu pengirim. Metode ini sering kali lebih hemat biaya untuk pengiriman dalam jumlah besar, karena mengurangi biaya penanganan dan pengiriman.
- Contoh: Produsen furnitur menggunakan FCL untuk mengirimkan pesanan barang dalam jumlah besar langsung ke pengecer, memaksimalkan ruang kontainer dan meminimalkan biaya pengiriman.
LCL (Kurang dari Muatan Kontainer)
- Penjelasan: LCL mengacu pada istilah pengiriman di mana beberapa pengiriman dari pengirim yang berbeda dikonsolidasikan ke dalam satu kontainer. Opsi ini cocok untuk pengiriman yang lebih kecil, sehingga perusahaan dapat berbagi biaya pengiriman.
- Contoh: Sebuah perusahaan elektronik kecil menggunakan LCL untuk mengirimkan produknya bersama dengan barang vendor lain dalam wadah yang sama, sehingga secara signifikan mengurangi biaya pengiriman untuk pesanan yang lebih kecil.
TEU (Unit Setara Dua Puluh Kaki)
- Penjelasan: TEU adalah ukuran standar yang digunakan dalam pengiriman untuk menggambarkan kapasitas kapal dan terminal peti kemas. Satu TEU setara dengan kontainer pengiriman standar berukuran dua puluh kaki, sehingga memungkinkan cara yang seragam untuk mengukur volume kargo.
- Contoh: Sebuah perusahaan pelayaran mungkin melaporkan bahwa kapalnya memiliki kapasitas 2.000 TEUs, yang mengindikasikan bahwa kapal tersebut dapat mengangkut 2.000 peti kemas standar berukuran dua puluh kaki sekaligus.
FEU (Unit Setara Empat Puluh Kaki)
- Penjelasan: FEU adalah pengukuran standar dalam pengiriman yang mewakili kapasitas kapal kontainer dan terminal, dengan satu FEU setara dengan kontainer pengiriman standar berukuran empat puluh kaki. Metrik ini membantu mengukur kapasitas kargo secara konsisten.
- Contoh: Sebuah perusahaan logistik dapat menyatakan bahwa kapal kontainer tertentu memiliki kapasitas 1.000 FEU, yang mengindikasikan bahwa kapal tersebut dapat mengangkut 1.000 kontainer standar berukuran 40 kaki.
INT (Intermoda)
- Penjelasan: Intermoda mengacu pada penggunaan dua atau lebih moda transportasi yang berbeda untuk memindahkan barang, biasanya melibatkan kontainer yang dapat dipindahkan dengan mulus antara truk, kereta api, dan kapal. Pendekatan ini mengoptimalkan logistik dengan memanfaatkan kekuatan berbagai metode transportasi.
- Contoh: Sebuah perusahaan pelayaran menggunakan transportasi intermoda dengan memindahkan barang melalui truk ke tempat penumpukan barang, kemudian mengirimkannya dengan kereta api ke pelabuhan, dan akhirnya mengangkutnya dengan truk ke tempat tujuan akhir.
FTL (Muatan Truk Penuh)
- Penjelasan: Full Truckload mengacu pada metode pengiriman di mana seluruh truk digunakan untuk mengangkut barang untuk satu pelanggan. Metode ini sering kali lebih hemat biaya untuk pengiriman dalam jumlah besar karena memaksimalkan penggunaan ruang truk yang tersedia.
- Contoh: Produsen mengirimkan satu truk penuh produk langsung ke pengecer, memastikan pengiriman yang lebih cepat dan biaya pengiriman yang lebih rendah dibandingkan dengan berbagi truk dengan pengiriman lainnya.
LTL (Kurang dari Muatan Truk)
- Penjelasan: Less than Truckload mengacu pada metode pengiriman di mana beberapa pengirim berbagi ruang di truk yang sama untuk pengiriman yang lebih kecil. Opsi ini hemat biaya untuk mengangkut barang yang tidak memerlukan muatan truk penuh, sehingga memungkinkan bisnis menghemat biaya pengiriman.
- Contoh: Sebuah bisnis kecil mengirimkan beberapa palet produk bersama dengan pengiriman lainnya dalam satu truk, sehingga mengurangi biaya transportasi sekaligus memastikan pengiriman tepat waktu.
IV. Pengadaan, Perencanaan, dan Produksi
3.1 Sumber dan Pengadaan
OEM (Produsen Peralatan Asli)
- Penjelasan: Produsen Peralatan Asli mengacu pada perusahaan yang memproduksi suku cadang atau komponen yang digunakan dalam produk akhir perusahaan lain. OEM biasanya memasok produk mereka ke bisnis lain, yang kemudian menggabungkan komponen ini ke dalam produk akhir mereka untuk dijual kembali.
- Contoh: Produsen komputer mendapatkan hard drive dari OEM, mengintegrasikannya ke dalam laptop mereka, yang kemudian dijual dengan merek mereka sendiri.
ODM (Produsen Desain Asli)
- Penjelasan: Produsen Desain Asli adalah perusahaan yang mendesain dan memproduksi produk yang dapat diberi merek dan dijual oleh perusahaan lain. ODM sering kali menyediakan paket lengkap, termasuk desain produk, manufaktur, dan terkadang bahkan pilihan merek untuk klien mereka.
- Contoh: Peritel pakaian bermitra dengan ODM untuk membuat lini pakaian yang unik, sehingga peritel dapat menjual produk di bawah mereknya sendiri sementara ODM menangani produksi dan desain.
RFP (Permintaan untuk Proposal)
- Penjelasan: Permintaan Penawaran adalah dokumen yang diterbitkan oleh organisasi untuk meminta penawaran dari calon pemasok untuk proyek atau layanan tertentu. Dokumen ini menguraikan persyaratan proyek, kriteria evaluasi, dan pedoman pengajuan, sehingga memungkinkan penyedia untuk mempresentasikan kualifikasi dan proposal mereka.
- Contoh: Sebuah perusahaan teknologi mengeluarkan RFP untuk mencari vendor untuk pengembangan perangkat lunak, yang memungkinkan berbagai perusahaan untuk mengirimkan proposal mereka yang merinci pendekatan, jadwal, dan biaya.
RFQ (Permintaan Penawaran)
- Penjelasan: Permintaan Penawaran adalah dokumen formal yang dikirim oleh organisasi kepada pemasok potensial yang meminta perkiraan harga untuk barang atau jasa tertentu. Dokumen ini biasanya berisi spesifikasi dan jumlah terperinci, sehingga memungkinkan pemasok memberikan harga yang akurat.
- Contoh: Sebuah perusahaan manufaktur menerbitkan RFQ ke beberapa vendor untuk bahan baku, sehingga mereka dapat membandingkan harga dan memilih penawaran yang paling kompetitif.
PO (Pesanan Pembelian)
- Penjelasan: Pesanan Pembelian adalah dokumen formal yang dikeluarkan oleh pembeli kepada penjual, yang menunjukkan jenis, jumlah, dan harga yang disepakati untuk produk atau layanan. Dokumen ini berfungsi sebagai perjanjian kontrak dan memulai proses pembelian, serta memberikan catatan yang jelas bagi kedua belah pihak.
- Contoh: Peritel membuat PO untuk pesanan barang elektronik dalam jumlah besar, merinci spesifikasi dan ketentuan pembayaran, yang kemudian dikirim ke pemasok untuk mengonfirmasi pembelian.
3.2 Perencanaan dan Penjadwalan
APS (Perencanaan dan Penjadwalan Lanjutan)
- Penjelasan: APS adalah proses manajemen manufaktur yang secara strategis mengalokasikan kapasitas produksi dan bahan baku untuk memenuhi tingkat permintaan yang berfluktuasi. APS mengintegrasikan berbagai faktor untuk mengoptimalkan penjadwalan dan pemanfaatan sumber daya.
- Contoh: Sebuah perusahaan manufaktur menggunakan sistem APS untuk menyesuaikan jadwal produksi secara dinamis berdasarkan data penjualan waktu nyata, mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
ATP (Tersedia untuk Dijanjikan)
- Penjelasan: ATP mengacu pada inventaris yang dimiliki perusahaan dan tidak dialokasikan untuk penggunaan tertentu. Dengan melacak ATP, perusahaan dapat mempertahankan tingkat inventaris yang ramping dan memenuhi pesanan pelanggan dengan lebih efektif.
- Contoh: Peritel memantau ATP untuk memastikan bahwa mereka dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa kelebihan stok, sehingga memungkinkan pemenuhan pesanan secara tepat waktu.
BOM (Bill of Material)
- Penjelasan: Bill of Material adalah daftar lengkap semua bahan baku, komponen, dan rakitan yang diperlukan untuk menghasilkan produk tertentu. Daftar ini menguraikan jumlah dan spesifikasi yang diperlukan untuk produksi, yang berfungsi sebagai referensi utama bagi produsen.
- Contoh: Produsen furnitur menggunakan BOM untuk merinci kayu, sekrup, dan sentuhan akhir yang diperlukan untuk membuat kursi, memastikan bahwa semua komponen tersedia untuk dirakit.
MRP (Perencanaan Kebutuhan Material)
- Penjelasan: Material Requirement Planning adalah sistem perencanaan produksi dan kontrol inventaris yang membantu produsen mengelola proses manufaktur. MRP memastikan bahwa bahan tersedia untuk produksi dan produk tersedia untuk pengiriman dengan menghitung kebutuhan bahan berdasarkan jadwal produksi.
- Contoh: Produsen mainan menggunakan MRP untuk menentukan jumlah plastik dan bahan lain yang diperlukan untuk produksi berdasarkan perkiraan penjualan, memastikan pengiriman mainan tepat waktu untuk musim liburan.
WIP (Pekerjaan dalam Proses)
- Penjelasan: Pekerjaan dalam Proses mengacu pada bahan dan komponen yang sedang dalam proses produksi tetapi belum menjadi produk jadi. WIP adalah metrik penting dalam manufaktur karena membantu melacak efisiensi dan mengelola jadwal produksi.
- Contoh: Produsen furnitur melacak WIP untuk memahami berapa banyak kursi yang sedang dirakit, sehingga mereka dapat mengoptimalkan tenaga kerja dan sumber daya untuk memenuhi permintaan.
V. Solusi Berbasis Teknologi dan Data
4.1 Sistem Digital dan Otomatis
API (Antarmuka Pemrograman Aplikasi)
- Penjelasan: API memfasilitasi komunikasi antara aplikasi perangkat lunak yang berbeda, memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan lancar. Dalam bidang logistik, API menyederhanakan proses dengan mengotomatiskan tugas-tugas penting seperti penagihan, dokumentasi, dan pelacakan pengiriman, sehingga meningkatkan efisiensi operasional.
- Contoh: Sebuah perusahaan logistik menggunakan API untuk menghubungkan sistem manajemen gudangnya dengan sistem manajemen transportasi, memungkinkan pembaruan secara real-time pada tingkat inventaris dan status pengiriman.
KPI (Indikator Kinerja Utama)
- Penjelasan: Indikator Kinerja Utama adalah nilai terukur yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan bisnis utamanya. Dalam manajemen logistik dan rantai pasokan, KPI membantu melacak dan meningkatkan efisiensi operasional, kepuasan pelanggan, dan kinerja secara keseluruhan.
- Contoh: Perusahaan logistik memantau KPI seperti tingkat pengiriman tepat waktu dan akurasi pesanan untuk memastikan bahwa mereka memenuhi harapan pelanggan dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
CRM (Manajemen Hubungan Pelanggan)
- Penjelasan: Manajemen Hubungan Pelanggan mengacu pada strategi dan teknologi yang digunakan oleh organisasi untuk mengelola interaksi dengan pelanggan saat ini dan pelanggan potensial. Hal ini membantu merampingkan proses, meningkatkan layanan pelanggan, dan meningkatkan profitabilitas dengan menganalisis data pelanggan.
- Contoh: Penyedia logistik menggunakan perangkat lunak CRM untuk melacak pertanyaan pelanggan dan mengelola permintaan layanan, sehingga menghasilkan waktu respons yang lebih cepat dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
EDI (Pertukaran Data Elektronik)
- Penjelasan: Pertukaran Data Elektronik adalah pertukaran dokumen bisnis secara elektronik, seperti faktur dan pesanan pembelian, dalam format standar antar organisasi. EDI menggantikan komunikasi tradisional berbasis kertas, mengurangi waktu pemrosesan dan meminimalkan kesalahan.
- Contoh: Produsen menggunakan EDI untuk mengirim pesanan pembelian langsung ke pemasok, yang merampingkan proses pemesanan dan mengurangi waktu tunggu.
ERP (Perencanaan Sumber Daya Perusahaan)
- Penjelasan: Enterprise Resource Planning adalah platform perangkat lunak terintegrasi yang mengelola proses bisnis inti, termasuk keuangan, rantai pasokan, manufaktur, dan sumber daya manusia. Sistem ERP memfasilitasi aliran data antar departemen, sehingga meningkatkan efisiensi organisasi secara keseluruhan.
- Contoh: Sebuah perusahaan manufaktur mengimplementasikan sistem ERP untuk menyinkronkan jadwal produksi dengan tingkat inventaris, yang mengarah pada alokasi sumber daya yang lebih baik dan mengurangi biaya operasional.
RFID (Identifikasi Frekuensi Radio)
- Penjelasan: RFID adalah teknologi yang menggunakan medan elektromagnetik untuk secara otomatis mengidentifikasi dan melacak tag yang melekat pada objek. Tag ini berisi informasi yang disimpan secara elektronik dan digunakan dalam logistik untuk meningkatkan visibilitas inventaris dan mengurangi kesalahan manual.
- Contoh: Sebuah perusahaan ritel menggunakan RFID untuk mengelola inventaris secara real-time, sehingga memungkinkan inventarisasi yang lebih cepat dan pelacakan produk yang lebih baik di seluruh rantai pasokan.
WMS (Sistem Manajemen Gudang)
- Penjelasan: WMS adalah perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung dan mengoptimalkan fungsionalitas gudang dan manajemen pusat distribusi. Perangkat lunak ini membantu melacak tingkat inventaris, mengelola lokasi stok, dan memfasilitasi proses pemenuhan pesanan untuk meningkatkan efisiensi.
- Contoh: Sebuah perusahaan manufaktur menggunakan WMS untuk merampingkan operasi pergudangannya, mengurangi waktu pemrosesan pesanan dan meminimalkan ketidaksesuaian stok.
SOP (Prosedur Operasional Standar)
- Penjelasan: SOP adalah prosedur terdokumentasi yang menguraikan langkah-langkah yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam organisasi. SOP memastikan konsistensi, kontrol kualitas, dan kepatuhan terhadap peraturan dengan memberikan instruksi yang jelas untuk operasi.
- Contoh: Sebuah perusahaan logistik menerapkan SOP untuk proses pengirimannya, memastikan bahwa semua karyawan mengikuti langkah yang sama untuk mengemas dan mengirimkan pesanan, yang meminimalkan kesalahan dan meningkatkan efisiensi.
VI. Perdagangan Internasional dan Kepatuhan terhadap Peraturan
5.1 Istilah-istilah Penting dalam Perdagangan Internasional
INCOTERMS (Ketentuan Komersial Internasional)
- Penjelasan: INCOTERMS adalah seperangkat aturan yang diakui secara internasional yang mendefinisikan tanggung jawab pembeli dan penjual dalam perdagangan internasional. Aturan ini menjelaskan siapa yang bertanggung jawab atas pengiriman, asuransi, bea, dan biaya terkait logistik lainnya di berbagai titik dalam proses pengiriman.
- Contoh: Penjual setuju untuk mengirimkan barang di bawah CIF (Cost, Insurance, and Freight) INCOTERM, yang berarti mereka menanggung biaya dan asuransi hingga barang sampai di pelabuhan pembeli, memastikan kejelasan tanggung jawab keuangan.
CIF (Biaya, Asuransi, dan Pengangkutan)
- Penjelasan: CIF adalah INCOTERM yang mengharuskan penjual untuk menanggung biaya pengiriman, asuransi, dan pengangkutan yang diperlukan untuk mengangkut barang ke pelabuhan yang ditentukan pembeli. Penjual menanggung risiko hingga barang dimuat di kapal di pelabuhan pengiriman.
- Contoh: Pemasok menjual alat berat berdasarkan ketentuan CIF, yang berarti mereka mengatur dan membayar transportasi dan asuransi alat berat hingga tiba di pelabuhan pembeli, sehingga pembeli tidak perlu menanggung beban logistik yang terlalu berat.
FOB (Free on Board)
- Penjelasan: FOB adalah INCOTERM yang menetapkan bahwa penjual mengirimkan barang di atas kapal di pelabuhan pengiriman, setelah itu risiko dan tanggung jawab berpindah ke pembeli. Penjual menanggung semua biaya dan risiko hingga saat itu, termasuk transportasi ke pelabuhan.
- Contoh: Produsen menjual barang dengan ketentuan FOB, yang berarti mereka bertanggung jawab atas biaya dan risiko hingga barang dimuat ke kapal pengangkut di pelabuhan. Setelah dimuat, pembeli bertanggung jawab penuh atas pengiriman tersebut.
NVOCC (Non-Vessel Operating Common Carrier)
- Penjelasan: NVOCC adalah operator yang menyediakan layanan pengangkutan laut tanpa memiliki kapal yang digunakan untuk pengangkutan. Sebaliknya, NVOCC beroperasi sebagai perantara, mengkonsolidasikan pengiriman dan menerbitkan konosemennya sendiri sambil mengontrak jalur pelayaran yang sebenarnya untuk pengangkutan.
- Contoh: Sebuah perusahaan logistik kecil bertindak sebagai NVOCC, yang memungkinkan bisnis untuk mengirimkan barang secara internasional tanpa perlu memiliki kapal. Mereka mengkonsolidasikan pengiriman dari beberapa klien ke dalam satu kontainer, sehingga mengurangi biaya untuk semua pihak yang terlibat.
5.2 Standar Kepatuhan dan Peraturan
IATA (Asosiasi Transportasi Udara Internasional)
- Penjelasan: IATA adalah asosiasi perdagangan untuk maskapai penerbangan dunia, yang mewakili sekitar 290 maskapai penerbangan. IATA menetapkan standar industri untuk keselamatan, efisiensi, dan keberlanjutan maskapai penerbangan, serta memberikan panduan untuk operasi, termasuk tiket, penanganan bagasi, dan keamanan.
- Contoh: Maskapai penerbangan mematuhi peraturan IATA untuk harga tiket dan jatah bagasi, memastikan kepatuhan terhadap standar internasional dan meningkatkan pengalaman penumpang.
ISO (Organisasi Internasional untuk Standardisasi)
- Penjelasan: ISO adalah organisasi internasional independen dan non-pemerintah yang mengembangkan dan menerbitkan standar di berbagai industri. Standar-standar ini memastikan kualitas, keamanan, dan efisiensi produk, layanan, dan sistem.
- Contoh: Sebuah perusahaan manufaktur menerapkan standar ISO 9001 untuk meningkatkan sistem manajemen mutunya, yang berujung pada peningkatan kualitas produk dan kepuasan pelanggan.
Kode HS (Kode Sistem yang Diselaraskan)
- Penjelasan: Kode HS adalah metode numerik standar internasional untuk mengklasifikasikan produk yang diperdagangkan. Kode ini membantu otoritas bea cukai mengidentifikasi jenis barang yang diimpor atau diekspor dan menerapkan tarif yang sesuai.
- Contoh: Sebuah perusahaan tekstil menggunakan Kode HS untuk mengklasifikasikan kainnya untuk pengiriman internasional, memastikan kepatuhan terhadap peraturan bea cukai dan penilaian tarif yang akurat.
OS&D (Lebih, Pendek, dan Rusak)
- Penjelasan: OS&D mengacu pada pelaporan ketidaksesuaian dalam pengiriman, khususnya mengidentifikasi apakah jumlah yang dikirim melebihi (over), kurang dari (short), atau jika barang rusak. Hal ini membantu dalam manajemen inventaris dan pemrosesan klaim.
- Contoh: Sebuah perusahaan logistik menggunakan laporan OS&D untuk mengatasi masalah dalam pengiriman, sehingga memungkinkan penyelesaian tepat waktu dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
VII. Pengukuran, Penyimpanan, dan Pelacakan Inventaris
6.1 Ketentuan Pelacakan dan Manajemen Inventaris
SKU (Unit Penyimpanan Stok)
- Penjelasan: SKU adalah pengenal unik untuk setiap produk dan layanan berbeda yang dapat dibeli. Hal ini membantu bisnis melacak tingkat inventaris, penjualan, dan pergerakan stok secara efisien.
- Contoh: Toko ritel menggunakan SKU untuk mengelola inventarisnya, sehingga staf dapat dengan cepat menemukan produk dan memantau tingkat stok secara akurat.
UPC (Kode Produk Universal)
- Penjelasan: UPC adalah standar barcode yang digunakan untuk mengidentifikasi produk dalam pengaturan ritel. Terdiri dari kode numerik 12 digit yang secara unik mengidentifikasi item dan memungkinkan pelacakan dan manajemen inventaris yang efisien.
- Contoh: Sebuah toko bahan makanan memindai UPC di kasir untuk mendata barang secara otomatis, menyederhanakan proses penjualan dan memastikan catatan inventaris yang akurat.
VMI (Inventaris yang Dikelola Vendor)
- Penjelasan: VMI adalah praktik rantai pasokan di mana vendor bertanggung jawab untuk mengelola dan mengisi ulang inventaris di lokasi pelanggan. Sistem ini meningkatkan kolaborasi antara pemasok dan pelanggan, memastikan tingkat stok yang optimal sekaligus meminimalkan kehabisan stok dan kelebihan persediaan.
- Contoh: Sebuah distributor minuman menggunakan VMI untuk memantau tingkat inventaris di toko ritel, secara otomatis mengisi ulang produk berdasarkan data penjualan waktu nyata, yang meningkatkan ketersediaan dan mengurangi beban inventaris pengecer.
6.2 Metrik Keuangan Tambahan
CAF (Faktor Penyesuaian Mata Uang)
- Penjelasan: CAF adalah biaya tambahan yang diterapkan pada biaya pengiriman internasional untuk memperhitungkan fluktuasi nilai tukar mata uang. Faktor ini memastikan bahwa operator dapat mempertahankan profitabilitas meskipun ada potensi volatilitas mata uang.
- Contoh: Perusahaan pelayaran dapat menerapkan CAF saat mengirimkan barang dari AS ke Eropa, menyesuaikan biaya akhir berdasarkan nilai tukar saat ini untuk melindungi dari kerugian.
HPP (Harga Pokok Penjualan)
- Penjelasan: HPP mengacu pada biaya langsung yang dapat diatribusikan pada produksi barang yang dijual oleh perusahaan. Ini termasuk biaya untuk bahan, tenaga kerja, dan biaya overhead langsung, yang membantu bisnis menentukan laba kotor mereka.
- Contoh: Perusahaan manufaktur menghitung HPP dengan menambahkan biaya bahan baku dan tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi produknya, yang memberikan wawasan tentang profitabilitasnya untuk periode tertentu.
UFC (Klasifikasi Pengangkutan Seragam)
- Penjelasan: UFC adalah sistem standar yang digunakan untuk mengklasifikasikan barang berdasarkan berbagai faktor, seperti mudah rusak, volume, dan nilai. Klasifikasi ini membantu menyederhanakan proses penetapan harga dan transportasi bagi pengirim dan pengangkut.
- Contoh: Sebuah perusahaan pelayaran menggunakan UFC untuk mengkategorikan berbagai jenis kargo, memastikan penetapan harga dan prosedur penanganan yang konsisten di berbagai pengiriman.
Kata Penutup
Industri logistik dan rantai pasokan berkembang pesat dengan ketepatan, kecepatan, dan komunikasi yang efektif-yang masing-masing didukung oleh pemahaman bersama tentang singkatan dan akronim khusus industri. Dengan menyediakan panduan komprehensif ini, kami bertujuan untuk memberdayakan para profesional di semua tingkatan dengan pengetahuan untuk menavigasi jargon industri dengan mudah, mendorong komunikasi yang lebih kuat dan efisiensi operasional.
Sebagai produsen dan pemasok barcode terkemuka yang berbasis di Cina, Sunavin menawarkan rangkaian lengkap produk pencetakan berkualitas tinggi, hemat biaya, dan serbaguna yang disesuaikan dengan kebutuhan unik industri logistik dan rantai pasokan. Apakah Anda membutuhkan pita transfer termal, kertas label, atau printer barcode, produk Sunavin dirancang untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mendukung pelacakan yang akurat di seluruh rantai pasokan Anda.
- I. Pencari Akronim Logistik dan Rantai Pasokan
- II. Istilah-istilah Dasar Logistik dan Rantai Pasokan
- III. Terminologi Transportasi dan Pengiriman
- IV. Pengadaan, Perencanaan, dan Produksi
- V. Solusi Berbasis Teknologi dan Data
- VI. Perdagangan Internasional dan Kepatuhan terhadap Peraturan
- VII. Pengukuran, Penyimpanan, dan Pelacakan Inventaris
- Kata Penutup